..::: Jazzakumullah Khoiron Khatsiro..., Kami Ucapkan Kepada Para Donatur Yang Telah Menyisihkan Sebagian Hartanya Untuk Lembaga Kemanusiaan aura insani Hidayatullah...,Semoga Amal Para Donatur di terima dan dilipat gandakan oleh Allah SWT serta mendapakan keberkahan dan Manfaat yang luar biasa.Amin Yaa Robbal 'alamin.

Selasa, 24 Agustus 2010

Alumni UIN Ciptakan Alat Praktis Penentu Arah Kiblat

aurainsani.com , JAKARTA--Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa arah kiblat bagi umat Muslim di Indonesia tidak persis ke barat, melainkan arah barat laut. Alumni Jurusan Tadris IPA IAIN (UIN) Syarief Hidayatullah, Yazid Novaly Alaydrus membuat suatu alat praktis penunjuk arah Kiblat. 

Kompas arah Kiblat yang dimaksud adalah jarum kompas yang dapat diposisikan magnet elementernya pada bagian tertentu dan diatur sedemikian rupa sehingga arah menunjukkan langsung ke Kiblat. Alat berupa lempengan logam berlapis plastik pipih bundar berdiameter sekitar empat sentimeter ini, hanya diletakkannya di permukaan air dalam gelas atau cawan dan praktis langsung berputar menyesuaikan ke arah Kiblat.

Alat ini didesain menggunakan fungsi trigonometri. Jakarta dan sekitarnya terletak pada posisi -6,10 derajat Lintang Selatan dan 106,49 Bujur Timur. Sementara Makkkah terletak pada posisi 21,25 derajat Lintang Utara dan 39,50 derajat Buhur Timur. Dari hasil perhitungannya, arah Kiblat untuk daerah Jakarta dan sekitarnya adalah pada 295,08 derajat.

Alat Kompas Kiblat praktis ini telah diproduksi massal oleh Persatuan Mubaligh Tangerang Selatan (Pemtas). Alat ini menurut Yazid, telah teruji secara ilmiah dari UIN Syarif Hidayatullah dengan nomor Un.01/R/HM.02.01/434/2008 serta Rekomendasi LIPI No 124/JL.03/UM/HKI/2008 serta didaftarkan ke Dirjen Hak Paten No s.00200800113 serta s.00200800141.

Sebelumnya, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), menegaskan bahwa arah kiblat bagi umat Islam di Indonesia adalah barat laut. Secara hitung-hitungan sudut, sejak dulu kita menetapkan arah barat dengan serong sedikit, yaitu barat laut. Ichwan Syam menegaskan bahwa penetapan arah barat laut sebagai arah kiblat didasarkan pada serangkaian hasil penelitian yang menyatakan bahwa letak geografis Indonesia tidak persis berada di timur Masjidil Haram, tetapi agak ke Selatan.

Muslim Jerman Berpuasa Selama 18 Jam dalam Sehari

aurainsani.com, BERLIN--Puasa selama 18 jam sehari? Tentu sangat mengagetkan buat muslim Indonesia yang umumnya menjalani puasa di bulan Ramadhan selama 13 jam. Kekagetan itu dirasakan warga Indonesia, Erwida Maulia yang satu bulan ini mendapatkan kesempatan kursus dari pemerintah Jerman.

''Awalnya, pertama tahu bahwa kami harus puasa selama 18 jam (sepanjang musim semi), kami agak shock. Tapi, saya dan teman Indonesia yang satu itu bertekad akan mencoba dulu untuk betul-betul menjalaninya sesuai dengan waktu sini,''  .

Soal puasa di Jerman, tadinya Wida dan teman-teman satu kursus yang beragama Islam dari Indonesia dan Afrika ingin mencoba berkomunikasi dengan komunitas muslim di Jerman. Hanya, mereka pun tak sempat berkenalan dengan komunitas itu. Akhirnya, mereka pun mencari tahu dimulainya bulan Ramadhan dari situs internetwww.islamicfinder.org. Situs internet itu ternyata sangat berguna untuk mengetahui waktu shalat di berbagai kota di dunia, termasuk arah kiblat.

''Sepertinya, mereka mengambil patokan mulainya puasa di Makkah. Jadi kami mulai puasa hari Rabu minggu lalu '' sambungnya.

Meski pun kaget dengan lamanya puasa di Jerman, dia dan teman se-Indonesianya bertekad terus menjalaninya. Sampai hari ini, mereka pun berhasil menjalaninya. ''Delapan hari Ramadhan sudah berlalu, dan ternyata alhamdulillaah kami kuat; bisa puasa dari sekitar pukul 03.00 sampai hampir pukul 21.00, hingga hari ini.''

Kenapa bisa kuat? Dia mengatakan, semua itu didasari dari niat. Selain itu, ada faktor lain yang ikut mendorongnya, yaitu cuaca. Sebetulnya, karena cuaca di sini cukup mendukung. Biarpun musim panas, di Hamburg (di mana dia tinggal sampai Jum'at, pekan lalu) dan di Berlin (tempatnya saat ini) udaranya sangat sejuk.

''Jadi, cuacanya enggak bikin kita cepat haus. Kalau mesti puasa 18 jam di tempat kayak Jakarta, yang udaranya amat panas, mataharinya menyengat, kayaknya sih enggak bakal sanggup,'' katanya sambil tertawa.

Ada lagi yang masih jadi tantangan buat Wida adalah justru waktu shalat. Karena, dia terlalu terbiasa dengan waktu shalat yang sangat teratur di Indonesia, akibatnya dia mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dengan waktu shalat di Jerman.

''Bayangkan waktu subuh sekitar pukul 03.00 dan berakhir sekitar 05.30. Lalu Zuhur pukul 13.00, Ashar pukul 17.30, Maghrib hampir pukul 21.00, dan Isya hampir pukul 24.00,'' rincinya.

Waktu yang dirasakannya sulit adalah shalat Isya. Kalau mereka sholat Isya dan tarawih dulu baru tidur, kemungkinan besar sahurnya kesiangan, karena hanya tidur sekitar dua jam. ''Kalau tidur dulu, lalu baru bangun sahur, shalat isya dan tarawih, khawatir kebablasan dan waktunya terlalu mepet. Jadi, yah agak-agak 'trial and error' di sini.''

Wida mengaku tak pernah shalat di mesjid di Berlin. Soalnya, lokasi mesjidnya jauh dari lokasinya menginap dan juga jadwal pelatihan yang padat.

Tantangan yang lain adalah karena dia dan teman-temannya harus beraktivitas di sekitar orang-orang yang tidak tahu tentang puasa Ramadhan. Mereka sepertinya sangat kaget bahwa muslim harus puasa, tak makan dan minum selama 18 jam.

Kadang-kadang, tambah Wida, mereka menganjurkannya dan teman-teman kursus yang muslim untuk menunda puasanya di tanah air saja. Bahkan, kadang-kadang kalau ada di antara peserta Muslim yang mengantuk selama pelatihan, puasanya yang disalahkan, walau tak disampaikan secara langsung. ''Meskipun, sebagian besar sebetulnya ngantuk karena alasan yang lain, seperti memang suka bawaan ngantuk kalau pagi-pagi, atau karena malamnya habis main internet-an sampai hampir begadang, atau sebab-sebab yang lain.''

Tentu saja kalau puasa begini, Wida jadi kangen masakan ibunya di rumah. ''Kangen gorengan, teh manis hangat, dan es campur yang hampir selalu jadi menu berbuka di rumah. Aku juga kangen makan bakso habis shalat tarawih di Tangerang,'' tawanya sambil berharap, di akhir-akhir puasa, dia masih sempat mencicipi makanan kesukaannya itu.

Soal makanan halal di sana, dia tak menemukan banyak kendala. Umumnya, jurnalis salah satu media nasional di Jakarta ini umum memilih menu seafood supaya aman dan kadang-kadang disediakan makanan vegetarian. ''Waktu di Hamburg panitianya kadang nyediain ayam atau daging halal, jadi lumayan juga. Tapi di Berlin sini, cari makan sendiri. Jadi, kalo lagi kangen ayam atau daging, aku cari kedai kebab Turki yang biasanya pasang logo halal.''

Selama di Berlin, dia sangat berharap bisa mengunjungi pameran tentang Ramadhan di kota itu. Di Berlin ada pameran besar dalam rangka Ramadhan. Judulnya 'Nights of Ramadhan', yang berlokasi di Museum Island, Berlin. ''Berencana berkunjung ke sana, tapi belum sempat, nih.''

Dia pun sempat bertemu adiknya yang tinggal di Zwolle, Belanda di Hamburg. Adiknya itu juga agak kaget dengan lamanya puasa kali ini. Dia sudah tiga tahun di Belanda yang puasanya bahkan lebih pendek waktunya dari Indonesia. ''Dia sempat mengeluh pusing di hari pertama Ramadhan, tapi setelah diinterogasi ternyata itu karena dia enggak sahur. Jadi, aku bilangin dia supaya sahur yang benar, dan sekarang sepertinya dia lebih segar menjalani puasa.''

Dari semua yang dialaminya dalam berpuasa, Wida merasa belum bisa ibadah maksimal di sana. Dikiranya, ini karena masalah kebiasaaan saja, terlebih lagi, dengan perbedaan waktu Indonesia dan di Jerman. ''Aku enggak biasa sama pukul 19.00-20.00 yang masih terang benderang. Sering banget jadi lupa kalau itu sebetulnya sudah malam dan kami di sini masih aja beraktivitas seakan-akan masih siang.''

Otoritas Palestina Protes Keputusan Israel Bongkar Dua Masjid

aurainsani.com,RAMALLAH--Pemerintah Otonomi Palestina (PNA) mengutuk keputusan Israel untuk membongkar dua masjid yang baru dibangun di Tepi Barat dengan dalih kedua tempat ibadah itu dibangun tanpa izin. 

Menteri Urusan Agama, Mahmoud Al-Bahash, mengatakan kepada radio Voice of Palestinabahwa keputusan Israel untuk membongkar dua masjid di desa Burin, dekat Nablus, dan al-Jalazoon di dekat Ramallah adalah provokatif dan tidak sah. ''Israel tak memiliki hak untuk mencampuri urusan pembangunan masjid, itu adalah hak umat Muslim,'' kata al-Habash. 

Ditambahkannya, keputusan tersebut akan memiliki dampak negatif. ''Israel melakukan langkah provokatif sepihak untuk menghalangi upaya melanjutkan proses perdamaian dan mencapai kesepakatan perdamaian permanen dengan Palestina,'' kecam al-Habash.

Israel dan Palestina sebelumnya telah menerima baik undangan AS untuk menghadiri pertemuan di Washington pada 2 September guna melanjutkan pembicaraan perdamaian langsung untuk mencapai kesepakatan perdamaian permanen dalam waktu satu tahun. Otoritas Palestina melakukan kontak intensif dengan masyarakat internasional dan mengajukan penjelasan tentang tindakan provokatif Israel terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat.

Jalan Menuju Khusnul Khatimah

aura insani - Dalam keseharian, kita kerap jumpai nilai-nilai kepedulian jauh membumi di kalangan masyarakat biasa. Bahkan, dari mereka banyak yang secara ekonomi kurang mampu. Tapi lihatlah cara hidupnya, saling berbagi satu dengan lainnya. Dua liter beras, kadang dibagi dengan tetangganya. Bahkan, ada yang diam-diam menunaikan zakat dan sedekah ke sebuah lembaga tanpa mau disebut namanya.

Pada suatu kesempatan, saya bertanya pada orang-orang itu. Apa sebab nuraninya begitu hidup. Mereka mengatakan, kami tahu rasanya lapar, kerasnya bertahan hidup, dan lemahnya jadi orang tidak berdaya. Maka, saat ada kelebihan, tak mungkin kami tega melihat mereka merasakan apa yang juga kami rasakan.

Tapi, Allah SWT telah menghitung dengan adil. Mereka yang mengiklaskan miliknya untuk berbagi dan sedekah, tak akan mengurangi harta miliknya. Orang-orang yang beruntung itu, tampak hidupnya berkah dan selalu cukup. Dalam sejarah Islam, kita kenal Fatimah Az-Zahra RA yang ikhlas bersedekah seuntai kalung warisan. Kalung itu ia sedekahkan kepada musafir yang tiga hari tidak makan karena kehabisan bekal. Kalung itu, kemudian dijual si musafir kepada Abdurrahman bin Auf ra.

Setelah cukup bekal, musafir melanjutkan perjalannya lagi. Tapi, setelah mengetahui keikhlasan Fatimah dalam bersedekah, Abdurrahman segera menghadiahkan kalung tadi kepada Nabi SAW, ayahanda Fatimah, sebagai pemilik awalnya. Pada kenyataannya, setelah melewati tiga orang kalung itu kembali ke Fatimah kembali.

Semua itu karena keikhlasan Fatimah menyedekahkan kalungnya. Ia memetik amalan sedekah secara tunai. Allah menjanjikan jalan yang mudah bagi orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan mendapat balasan berlipat ganda. 

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah 261] 

Bahkan di antara rahasia dan keutamaan orang yang rajin bersedekah, yaitu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis: “Orang yang pemurah itu dekat dari Allah, dekat dari manusia, dekat dari surga dan jauh dari neraka. Adapun orang yang kikir, maka jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat kepada neraka (siksaan Allah). ” (HR Tirmidzi dan Baihaqi) “Sesungguhnya shadaqah itu dapat memadamkan murka Allah dan dapat menolak cara mati yang buruk.” (H.R. Tirmidzi, lbnu Hibban, lbnu ‘Adi, dan Baihaqi). Semua kita, tentu berdoa mati dalam keadaan husnul khotimah bukan? Sedekah bisa menjadi jalannya.

Subhanallah, Rp 2,4 Triliun Dana Zakat Disiapkan Bagi Mualaf

aura insani, ABU DHABI--Komite Penyaluran Zakat Uni Emirat Arab (UEA) berencana menyalurkan dana 1 juta dirham Uni Emirat Arab atau sekitar Rp 2,4 triliun kepada 100 mualaf yang telah mempelajari Islam dan memulai kehidupan mereka sebagai Muslim. Sekretaris Jenderal Dana Zakat, Abdullah Al Aqeeda Muhairi mengatakan seseorang yang baru memeluk Islam adalah mereka yang hatinya harus dirangkul. 

Secara jelas, Alquran dalam surat At-Taubah ayat 60 menyebut golongan mualaf merupakan satu dari delapan golongan yang berhak menerima uang zakat. "Adalah tugas kita sebagai seorang Muslim untuk mendorong dan mendukung individu yang baru saja memeluk Islam untuk mempelajari lebih dalam tentang Islam dan bagaimana menjadi seorang Muslim sejati," kata dia seperti dikutip Khaleej Times.

Al-Muhairi menambahkan, Islam merupakan agama penuh rahmat dan kasih sayang. Karena itu, Islam selalu mengajarkan umatnya untuk membantu orang yang membutuhkan serta mendukung individu yang baru masuk Islam sehingga memperkuat rasa persaudaraan, keadilan dan kesetaraan di antara umat Islam.

Oleh karena itu, dia menyerukan umat Islam dan kaum darmawan di UEA untuk berkordinasi dengan Komite Penyaluran Zakat untuk membantu orang-orang yang mengalami kesulitan, berutang, dan terkena bencana. Visi dari ajaran Islam mengenai zakat didasarkan pada usaha mendorong umat Islam untuk membantu saudara-saudara mereka yang pantas mendapatkannya. Keberadaan zakat sangat strategis untuk mewujudkan kesejahteraan bersama atas dasar persaudaraan, persatuan dan rahmat Allah SWT.

MUI: Kopi Luwak Berunsur Najis, tapi Halal

aura insani Majis Ulama Indonesia menilai kopi luwak berunsur najis. Penyebabnya, biji kopi yang dimakan luwak telah melalui proses pencernaan dan ke luar menjadi feses. Namun, setelah dicuci dengan air bersih, biji kopi itu menjadi halal. Meminum dan memroduksi kopi ini tidak bermasalah secara agama.


MUI sempat berdebat panjang apakah kopi tersebut haram atau tidak. “Ternyata halal,” jelas Direktur Lempaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, Lukmanul Hakim, di kantornya, Selasa (20/7). Dijelaskannya, tingkatan najis kopi tersebut adalah mutawassithah atau pertengahan. “Bukan najis mughallazhah atau najis berat,” tegasnya.


Najis pertengahan tersebut hilang setelah dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan aroma dan rasa najis tersebut. Sementara aroma dan rasa kopi tidak berubah. Lukman mengatakan, biji kopi tersebut dibungkus kulit tebal atau kulit tanduk seperti biji melinjo.


Ketika melalui proses pencernaan biji kopi tidak tercemari unsur feses luwak. Unsur najis, jelasnya, hanya ada di bagian luar biji kopi. Sementara bentuk biji kopi tidak berubah.


Dirinya mengakui sempat terjadi perdebatan dalam tiga kali rapat anggota MUI terkait halal dan haramnya kopi luwak. Mereka yang mengatakan haram beralasan biji kopi tercemari feses atau bahkan disebut sebagai feses. Namun, jelasnya, argumen itu gugur karena terbukti kopi tersebut tidak mengandung feses setelah dicuci air.


Ketua Bidang Fatwa Majlis Ulama Indonesia, Kyai Haji Ma’ruf Amin, mengatakan, pada mulanya biji kopi luwak menjadi haram dikonsumsi karena masih berunsur najis. Keharaman tersebut bukan karena biji kopi tersebut haram dimakan, tetapi ada sebab, yaitu unsur-unsur feses.


Namun setelah dibersihkan ternyata unsur itu tidak ada lagi. “Karena itulah menjadi halal dikonsumsi,” terangnya. Lagi pula, jelasnya, jika biji kopi itu ditanam kembali maka tetap akan tumbuh.


Ma'ruf mengatakan, fatwa tersebut dikeluarkan berdasar pertanyaan PT Perusahaan Negara (PTPN) XII yang mengembang-biakkan luwak. "Di Pengalengan, Jawa Barat, mereka juga akan mengembangkan,” terangnya. Mereka bertanya-tanya apakah halal atau haram hukumnya.


Mereka, jelas Ma’ruf, bukan meminta kopi luwak dihalalkan. Dia mengatakan, kalau meminta dihalalkan maka tidak ada artinya, karena sama saja dengan memaksa. PTPN yang akan mengembangbiakkan luwak ini terletak di Jawa Timur dan Jawa Barat. "Kami pun membahasnya di komisi fatwa MUI," ungkapnya.


PT Perkebunan Nusantara II (Persero) atau biasa disingkat PTPN II (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang agrobisnis perkebunan. Badan usaha ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996.


Kopi luwak dibuat dengan bahan dasar biji kopi. Luwak atau sejenis musang atau civet dilepas dalam sebuah kandang besar untuk memakan biji kopi yang sudah matang berjatuhan. Setelah itu, mereka menunggu para luwak membuang kotoran.


Biji kopi yang ke luar bersamaan kotoran luwak itu diambil untuk diproses lebih lanjut. Lantaran proses yang aneh itulah, MUI mengeluarkan fatwa tentang kopi luwak.
Red: Krisman Purwoko

Meskipun tak Ada Kandungan Babi, Vaksin GSK Tetap Haram

aura insani--Fatwa haram terhadap vaksin meningitis produksi GlaxoSmithKline asal Belgia tetap tidak akan berubah. Meskipun kandungan babi dalam vaksin sudah nol, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersikukuh dengan pendapatnya.

Ketua MUI, Amidhan mengatakan, fatwa tersebut telah dikaji berulang kali. "Memang dalam kajian tersebut sudah tidak terdapat kandungan babi dalam produk akhirnya," jelas Amidhan . Namun pihaknya menerapkan zero tolerance terhadap unsur babi. "Itu karena enzim tersebut berupa liquid (cairan), dan itu menurut Islam tak bisa dihilangkan," paparnya.

Mengenai fatwa halal terhadap dua produsen vaksin meningitis lainnya, Novartis dan Tianyuan, adalah murni keputusan dewan fatwa MUI. "LPPOM MUI independen, tidak memihak kepada salah satu pihak," katanya. Hal itu dikatakannya setelah mendengar banyak pihak yang menentang keabsahan keputusan fatwa MUI.

Sebelum mengeluarkan fatwa halal kepada Novartis dan Tianyuan, pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. "Bu Sekjen (Ratna Rosita) sering menemui saya agar segera membuat fatwa terhadap vaksin meningitis," katanya. 

Namun dalam perjalanannya, pemerintah kemudian membeli vaksin GSK yag dicap haram. Namun dia mengakui bahwa keputusan pembelian tersebut murni hak pemerintah.

Selain itu, Presiden SBY pun telah menyampaikan aspirasinya terhadap vaksin meningitis kepadanya. "Pak presiden menurut dengan keputusan fatwa kita," paparnya. Oleh karena itu dia tak ambil pusing dengan beberapa pihak yang menentang fatwa tersebut. "Terserah mereka mau bilang apa saja."